SPORT
5 Orang Meninggal, Pencarian Mahasiswa KKN Terus Berlanjut
5 Orang Meninggal, Pencarian Mahasiswa KKN Terus Berlanjut

5 Orang Meninggal Mengguncang UIN Walisongo Semarang Setelah Terseret Arus Deras Sungai Jolinggo di Kabupaten Kendal. Peristiwa tragis ini menimpa sejumlah mahasiswa yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata atau KKN di Desa Getas. Program KKN merupakan kegiatan akademik penting yang dirancang guna mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, tragedi ini sontak menyita perhatian publik secara luas dan menimbulkan duka mendalam. Musibah memilukan tersebut terjadi pada hari Selasa siang, tanggal empat November di area Sungai Jolinggo.
Kabar duka ini dengan cepat menyebar luas, menciptakan kegelisahan besar di kalangan keluarga, sivitas akademika, dan masyarakat. Sebanyak lima belas mahasiswa KKN sebelumnya diketahui sedang menikmati waktu bermain di sungai setelah menyelesaikan kegiatan sosialisasi mereka. Mereka adalah delegasi muda yang membawa harapan besar bagi pengembangan wilayah pedesaan setempat. Namun, keenam mahasiswa tiba-tiba terseret arus deras yang datang secara tiba-tiba dari arah hulu sungai.
Hingga hari Rabu pagi, tanggal lima November, tim SAR gabungan berhasil menemukan total 5 Orang Meninggal dunia akibat musibah ini. Meskipun demikian, satu korban lainnya, yaitu Nabila Yulian Dessi Pramesti, masih terus dicari secara intensif oleh tim gabungan. Kejadian ini sangat berdampak besar pada citra kampus serta kelangsungan program pengabdian masyarakat di waktu mendatang.
Arus Deras Menerjang Mahasiswa KKN UIN
Arus Deras Menerjang Mahasiswa KKN UIN pada hari Selasa sekitar pukul 14.00 WIB menjadi titik awal dari tragedi memilukan ini. Sekitar lima belas mahasiswa baru saja selesai melaksanakan kegiatan sosialisasi di SD Negeri 1 Getas setempat. Selanjutnya, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil bermain air di aliran Sungai Jolinggo yang letaknya cukup dekat. Kegiatan refreshing ini sebenarnya sudah sempat diperingatkan oleh dosen pembimbing mereka untuk tidak dilakukan.
Namun, semangat muda serta kelelahan setelah beraktivitas membuat peringatan dosen pembimbing kurang dihiraukan. Para mahasiswa diduga tidak menyadari bahwa hujan deras sudah terjadi di wilayah hulu sungai tersebut. Oleh karena itu, arus deras yang datang secara tiba-tiba dari arah selatan tidak sempat dihindari oleh keenam mahasiswa. Perubahan debit air mendadak tersebut membuat enam mahasiswa KKN terseret arus sungai Jolinggo.
Sembilan mahasiswa lainnya berhasil diselamatkan dengan upaya keras, tetapi sebagian dari mereka mengalami trauma psikologis. Sementara itu, fokus utama tim SAR gabungan segera diarahkan pada pencarian enam mahasiswa yang hilang terseret arus sungai. Pencarian tersebut melibatkan banyak pihak, termasuk Kantor SAR Semarang, kepolisian, dan relawan setempat. Sebagai hasilnya, upaya pencarian intensif membuahkan hasil dengan ditemukannya lima korban tewas.
Korban yang ditemukan meninggal dunia adalah Riska Amelia, Syifa Nadilah, Muhammad Labib Rizqi, Bima Pranawira, dan Muhammad Jibril Asyarofi. Dua jasad terakhir, Bima dan Jibril, ditemukan pada Rabu pagi dan langsung dibawa ke RSUD Kendal untuk identifikasi. Jelaslah, satu mahasiswa, Nabila Yulian Dessi Pramesti, yang berasal dari Bojonegoro, masih terus dicari dengan harapan segera ditemukan.
Dampak Tragedi Terhadap Program 5 Orang Meninggal KKN
Dampak Tragedi Terhadap Program 5 Orang Meninggal KKN terasa sangat berat bagi seluruh sivitas akademika dan keluarga korban. Program KKN sejatinya adalah wadah penting bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari di kampus. Program ini juga berfungsi sebagai sarana untuk membentuk karakter serta menumbuhkan rasa empati sosial kepada masyarakat. Namun demikian, insiden tragis ini menghadirkan refleksi serius mengenai prosedur keamanan program.
Pihak UIN Walisongo melalui Pusat Pengabdian kepada Masyarakat atau PPM mengakui bahwa dosen pembimbing telah memberikan peringatan. Meskipun demikian, niat mahasiswa untuk refreshing sejenak setelah kegiatan mengabaikan risiko bahaya alam yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan bahaya lingkungan memang perlu ditingkatkan secara berkelanjutan. Tragedi ini menjadi pengingat nyata betapa pentingnya kepatuhan terhadap peringatan keselamatan lingkungan.
Dampak langsung musibah ini juga dirasakan sangat berat oleh rekan-rekan mahasiswa yang berhasil selamat dari arus deras. Sebagian besar dari mereka mengalami luka ringan, tetapi trauma psikologis mendalam pasti akan membekas dalam waktu yang lama. Selain itu, manajemen kampus kini dihadapkan pada tugas berat untuk memulihkan citra baik institusi di mata masyarakat. Program KKN harus tetap berjalan, tetapi dengan protokol keamanan yang jauh lebih ketat.
Oleh karena itu, UIN Walisongo harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua lokasi penempatan program KKN ke depannya. Pemetaan risiko bencana alam, termasuk potensi banjir bandang, harus menjadi prioritas utama pihak kampus. Langkah ini penting guna mencegah terulangnya insiden memilukan di masa yang akan datang. Peristiwa hilangnya 5 Orang Meninggal menjadi pengingat bagi seluruh perguruan tinggi.
Langkah Taktis Tim SAR Dan Identifikasi Lanjut
Langkah Taktis Tim SAR Dan Identifikasi Lanjut terus dilakukan untuk mencari korban terakhir serta melengkapi data identitas. Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Semarang, Mulwahyono, memimpin langsung operasi pencarian Nabila Yulian Dessi Pramesti. Tentu saja, area pencarian diperluas hingga ke hilir sungai Jolinggo dan beberapa aliran air lainnya. Tim SAR gabungan mengerahkan segala sumber daya terbaik mereka, termasuk perahu karet dan peralatan selam.
Ditemukannya dua korban terakhir, Bima Pranawira dan Muhammad Jibril Asyarofi, pada Rabu pagi memberikan sedikit kelegaan bagi tim. Bima ditemukan pukul 08.12 WIB, sementara itu Jibril ditemukan sekitar satu jam kemudian pada pukul 09.20 WIB. Kedua jasad tersebut segera dievakuasi dan dibawa menuju RSUD Kendal. Proses identifikasi lebih lanjut di rumah sakit dilakukan untuk memastikan identitas serta penyebab kematian.
Tantangan utama tim SAR adalah kondisi arus air yang masih belum sepenuhnya stabil, sehingga membahayakan para penyelam. Meskipun demikian, tim SAR gabungan tetap berkomitmen untuk terus melakukan pencarian hingga korban terakhir ditemukan. Dukungan masyarakat setempat juga sangat berperan penting dalam memberikan informasi akurat mengenai lokasi yang diduga kuat sebagai tempat terseretnya korban. Seluruh proses ini menjadi fokus utama tim SAR pasca insiden 5 Orang Meninggal.
Keluarga korban yang telah teridentifikasi saat ini sedang dalam proses pemulangan jenazah menuju tempat tinggal masing-masing di Pemalang, Pekalongan, Gresik, dan Jepara. Dengan demikian, seluruh pihak berharap agar korban terakhir, Nabila, dapat segera ditemukan guna mengakhiri ketidakpastian yang dialami keluarganya.
Rekomendasi Penguatan Keamanan Program KKN
Rekomendasi Penguatan Keamanan Program KKN Perguruan Tinggi wajib diterapkan untuk memastikan keselamatan seluruh mahasiswa di masa mendatang. Tragedi memilukan ini harus menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi serius terhadap semua program KKN yang berjalan di kawasan rawan bencana. Oleh karena itu, setiap universitas harus mulai membangun sistem peringatan dini yang terintegrasi dengan data cuaca lokal dan BMKG. Peringatan dini harus menjangkau setiap lokasi pengabdian masyarakat.
Pentingnya edukasi risiko bencana kepada seluruh mahasiswa dan dosen pembimbing harus ditingkatkan secara berkala. Lebih lanjut, pelatihan kesiapsiagaan darurat serta prosedur evakuasi harus menjadi kurikulum wajib bagi seluruh peserta KKN sebelum mereka diterjunkan. Hal ini bertujuan untuk menanamkan budaya siaga dan kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Maka dari itu, setiap kegiatan di alam bebas harus mendapat persetujuan berlapis dari pihak kampus serta aparat desa setempat.
Pengawasan ketat terhadap kegiatan non-akademik mahasiswa di luar jam wajib KKN juga perlu ditingkatkan secara signifikan. Dosen pembimbing perlu memastikan bahwa kegiatan refreshing dilakukan di area yang terjamin aman serta telah disurvei risikonya. Selain itu, komunikasi antara tim di lapangan dengan pusat komando kampus harus berjalan lancar tanpa hambatan di lokasi pengabdian. Peningkatan standar keamanan ini merupakan bentuk tanggung jawab institusi.
Nilai dan dampak positif dari program pengabdian masyarakat tidak boleh terhenti hanya karena peristiwa tragis yang telah terjadi. Sebagai hasilnya, peningkatan keamanan ini akan memastikan bahwa tujuan mulia KKN tetap tercapai tanpa mengorbankan nyawa para mahasiswa. Penguatan protokol ini akan menjadi warisan penting pasca tragedi memilukan 5 Orang Meninggal.