
NEWS

Donald Trump Ingin Kuasai Panama, Greenland Dan Kanada
Donald Trump Ingin Kuasai Panama, Greenland Dan Kanada

Donald Trump Presiden Terpilih AS Di Ketahui Memiliki Ambisi Untuk Memperluas Wilayah Amerika Serikat Selama Masa Kepemimpinannya. Salah satu langkah yang mencuat adalah keinginannya untuk mengambil alih Terusan Panama, yang pada saat itu telah di kuasai oleh warga Panama selama lebih dari seperempat abad. Trump mengemukakan ancamannya ini dengan alasan untuk memperkuat kontrol Amerika Serikat terhadap jalur perdagangan internasional yang sangat strategis ini. Keinginannya ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan banyak pihak, termasuk negara-negara Latin Amerika, yang merasa terancam dengan kebijakan ekspansionis yang di propagandakan Trump.
Selain itu Donald Trump juga pernah mengungkapkan minatnya untuk memperoleh Greenland, sebuah wilayah yang saat itu berada di bawah penguasaan Denmark. Selama masa jabatan pertamanya, ia menilai bahwa Greenland memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar dan dapat memberikan keuntungan strategis bagi Amerika Serikat. Tawaran untuk membeli Greenland ini memicu reaksi beragam dari dunia internasional, dengan beberapa pihak mengecam sikap Trump yang di nilai terlalu agresif dalam mengintervensi kedaulatan negara lain. Ambisi Trump untuk memperluas pengaruh Amerika Serikat ini menunjukkan pendekatan yang lebih dominan dan kurang di plomatis dalam kebijakan luar negerinya.
Meski banyak kritik yang muncul, kebijakan tersebut mencerminkan pandangannya yang berfokus pada kepentingan ekonomi dan strategis negara besar seperti Amerika Serikat. Namun, pada saat yang sama, kebijakan semacam ini menambah ketegangan dengan negara-negara yang memiliki kepentingan terhadap wilayah-wilayah tersebut, seperti Panama dan Denmark. Peningkatan ketegangan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Amerika Serikat akan menghadapi reaksi internasional terhadap kebijakan luar negeri yang lebih agresif. Sementara itu, banyak negara melihat kebijakan Trump sebagai ancaman terhadap kedaulatan mereka, yang memicu diplomasi yang lebih hati-hati dan berbasis pada dialog. Ke depannya, keputusan-keputusan Trump ini dapat berdampak signifikan pada hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara lain di dunia.
Donald Trump Ingin Ambil Terusan Panama
Berikut ini kami akan menjelaskan tentang Donald Trump Ingin Ambil Terusan Panama. Trump mengusulkan agar Amerika Serikat merebut kembali Terusan Panama yang sebelumnya telah di serahkan ke Panama setelah perjanjian 1977. Trump beralasan bahwa Panama mengenakan tarif yang sangat tinggi bagi kapal-kapal AS yang melintasi terusan tersebut. Menurutnya, tarif yang di kenakan oleh Panama di anggap tidak adil. Terutama mengingat peran penting AS dalam pembangunan dan pengelolaan terusan tersebut di masa lalu. Selain itu, Trump juga menyoroti semakin meningkatnya pengaruh China terhadap Terusan Panama. Yang menurutnya dapat mengancam kepentingan strategis AS di wilayah tersebut.
Terusan Panama sendiri adalah jalur air buatan sepanjang 82 km yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik, yang memudahkan perjalanan kapal antar samudra dan menghemat waktu pelayaran. Terusan ini di bangun oleh AS dan mulai di operasikan pada tahun 1914. Sejak 1999, Panama memegang kendali penuh atas terusan tersebut setelah sebelumnya mengelola bersama dengan AS setelah perjanjian 1977. Saat ini, Panama menetapkan tarif yang bervariasi berdasarkan kapasitas kargo dan permintaan pasar, yang membuat beberapa negara. Termasuk AS, merasa keberatan dengan besaran biaya yang di kenakan.
Trump menuntut agar Panama mengembalikan pengelolaan terusan tersebut ke tangan AS. Kecuali jika negara tersebut dapat menunjukkan kemampuan untuk mengelola jalur perairan tersebut dengan cara yang di anggap lebih menguntungkan dan dapat di terima oleh Amerika Serikat. Dalam pandangan Trump, pengelolaan yang lebih layak dan adil di perlukan untuk menjaga kestabilan jalur perairan yang vital ini. Pernyataan tersebut memunculkan ketegangan antara kedua negara, mengingat sensitivitas isu kedaulatan dan hak pengelolaan atas jalur perairan penting tersebut.
Trump Ancam Kuasai Greenland
Selanjutnya kami akan membahas tentang Trump Ancam Kuasai Greenland. Greenland pulau terbesar di dunia, terletak antara Samudra Atlantik dan Arktik, dengan sekitar 80 persen dari wilayahnya tertutup es. Pada tahun 1979, wilayah ini memperoleh pemerintahan sendiri dari Denmark, meskipun masih berada di bawah kedaulatan kerajaan tersebut. Greenland di kenal kaya akan sumber daya alam, termasuk emas, perak, tembaga dan minyak, yang menjadikannya sangat bernilai secara ekonomi. Selain itu, posisinya yang strategis memberikan akses langsung ke Kutub Utara, menjadikannya penting dalam geopolitik global.
Pada masa jabatan pertamanya, Presiden Donald Trump menunjukkan minat besar untuk mengakuisisi Greenland, yang saat itu di kuasai oleh Denmark. Trump mengusulkan untuk membeli pulau tersebut, dengan alasan potensi sumber daya alam dan keuntungan strategis yang dapat di peroleh Amerika Serikat. Tawaran ini menimbulkan perdebatan internasional, mengingat Greenland memiliki status sebagai wilayah otonomi yang terikat dengan Denmark. Namun, meskipun Trump terus mengungkapkan minatnya, Denmark menanggapi tawaran tersebut dengan penolakan tegas.
Pada tahun 2019, ketika Denmark menolak tawaran tersebut, Trump membatalkan kunjungan resminya ke Denmark sebagai bentuk protes. Perdana Menteri Greenland, Mute Egede, menegaskan bahwa Greenland bukan untuk di jual, menolak klaim AS atas wilayah tersebut. Meski begitu, Trump tetap mengungkapkan ketertarikannya pada Greenland dalam berbagai kesempatan. Bahkan, saat pengumuman duta besar AS untuk Denmark, Ken Howery, Trump kembali menegaskan minatnya untuk mengakuisisi pulau yang kaya akan sumber daya alam tersebut, meskipun Denmark secara tegas menolaknya. Keinginan Trump untuk memperoleh Greenland mencerminkan pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih agresif dan pragmatis. Dengan fokus pada kepentingan ekonomi dan strategi global Amerika Serikat. Namun, ketegasan Denmark dalam menolak tawaran tersebut menunjukkan pentingnya mempertahankan kedaulatan wilayah dan keutuhan hubungan internasional.
Upaya Manifest Destiny Modern
Berikut ini kami akan membahas tentang Upaya Manifest Destiny Modern. Pernyataan Donald Trump yang menginginkan penguasaan atas Kanada, Panama dan Greenland di lihat sebagai bagian dari doktrin Manifest Destiny. Sebuah ideologi yang berkembang pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Manifest Destiny meyakini bahwa pemukim Amerika Serikat di takdirkan untuk memperluas wilayah mereka ke barat, melintasi seluruh benua Amerika Utara. Dengan mengemukakan keinginannya untuk merebut wilayah-wilayah tersebut. Trump seolah ingin menghidupkan kembali semangat ekspansionisme yang menjadi salah satu landasan pembentukan negara Amerika Serikat. Hal ini juga di nilai sebagai strategi Trump untuk memperkuat pengaruh AS di tingkat global. Sekaligus memobilisasi dukungan dari para pengikutnya yang mendambakan kebangkitan kekuatan negara tersebut.
Namun, rencana Trump ini mendapat penolakan keras dari pemerintah negara-negara yang terlibat. Greenland, Panama dan Denmark menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerahkan kedaulatan atas wilayah mereka. Dengan masing-masing pihak menolak tawaran atau ancaman tersebut. Meskipun Trump berusaha membangkitkan semangat nasionalisme di dalam negeri, langkah-langkahnya tetap di pandang sebagai ancaman terhadap stabilitas dan hubungan internasional. Penolakan dari pemimpin dunia ini mencerminkan betapa sensitifnya isu kedaulatan negara. Yang tidak bisa di abaikan begitu saja oleh negara-negara yang memiliki wilayah strategis. Rencana Trump untuk memperluas kekuasaan AS ini tetap menjadi kontroversi global yang terus mempengaruhi citra internasional Donald Trump.