
NEWS

Denpasar Hadirkan Sejarah Memikat Lewat Walking Tour Seru
Denpasar Hadirkan Sejarah Memikat Lewat Walking Tour Seru

Denpasar Sebagai Ibu Kota Provinsi Bali Kota Ini Dapat Di Capai Dalam Waktu Sekitar Satu Jam Dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Destinasi ini menghadirkan banyak pilihan wisata yang menarik, mulai dari wisata alam, seni, kuliner, hingga sejarah yang memikat. Salah satu cara terbaik untuk mengenal lebih dalam budaya dan sejarah Denpasar adalah dengan mengikuti walking tour, sebuah pengalaman yang menawarkan kesempatan menjelajahi sudut-sudut bersejarah kota ini. Kota ini menawarkan beragam cara unik untuk menikmati keindahannya.
Dalam walking tour yang baru-baru ini di adakan, peserta di ajak menjelajahi kawasan sekitar Puri Pemecutan, salah satu tempat bersejarah di Denpasar. Tur ini di inisiasi oleh komunitas lokal bekerja sama dengan platform budaya untuk memberikan wawasan tentang masa lalu Denpasar. Di sepanjang perjalanan, peserta tidak hanya melihat bangunan bersejarah, tetapi juga mendengar kisah-kisah menarik yang menjadi saksi perkembangan kota. Aktivitas ini memberikan pengalaman yang mendalam, membuat sejarah terasa lebih hidup dan relevan. Melalui tur ini, para peserta juga di ajak untuk mengenal lebih dekat tradisi dan nilai-nilai budaya masyarakat Denpasar. Kunjungan ke lokasi-lokasi seperti pura, pasar tradisional, dan tempat ikonik lainnya menambah pemahaman tentang kekayaan budaya kota ini.
Selain itu, pengalaman berjalan kaki di sekitar kawasan bersejarah memberikan nuansa berbeda dari wisata pada umumnya. Walking tour ini tak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga mempererat hubungan antara wisatawan dengan masyarakat lokal. Dengan beragam keunikan yang di tawarkan, Denpasar adalah tujuan wisata yang wajib di jelajahi bagi siapa pun yang ingin merasakan Bali dari perspektif yang berbeda. Walking tour di Denpasar memberikan pengalaman mendalam yang sulit di lupakan. Selain menikmati keindahan kota, peserta di ajak memahami sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat lokal.
Di Awali Dari Terminal Tegal Denpasar Dan Naik Delman
Berikut ini kami akan membahas tentang Di Awali Dari Terminal Tegal Denpasar Dan Naik Delman. Walking tour di mulai dari Terminal Tegal Denpasar yang terletak di Jalan Raya Imam Bonjol, Denpasar Barat. Terminal ini memiliki sejarah yang panjang, menjadi salah satu terminal tersibuk di Kota Denpasar pada tahun 1960 hingga 1970-an. Dulu, Terminal Tegal memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan transportasi pedagang dan pembeli di sekitar Pasar Badung. Lokasinya yang strategis dekat dengan pasar membuatnya menjadi pusat aktivitas perekonomian. Namun, seiring perkembangan zaman dan banyaknya pilihan transportasi modern, fungsi terminal ini mulai berkurang, meskipun masih menyimpan kenangan sejarah yang tak terlupakan bagi masyarakat Denpasar.
Setelah menjelajahi Terminal Tegal, perjalanan di lanjutkan ke Puri Agung Pemecutan, salah satu situs bersejarah yang menjadi ikon kota. Keunikan perjalanan kali ini adalah kesempatan untuk menaiki dokar, kendaraan tradisional yang masih di gunakan di beberapa tempat di Denpasar. Dokar, yang di tarik oleh kuda, memberikan pengalaman wisata yang berbeda dan mengingatkan kita akan masa lalu kota ini. Sambil menikmati perjalanan yang nyaman, tour guide dari Kultara, I Gede Made Jody Swantara, dengan sabar menceritakan sejarah Puri Agung Pemecutan yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Puri Agung Pemecutan sendiri adalah tempat yang memiliki peranan penting dalam sejarah kerajaan Bali, khususnya di wilayah Denpasar. Sejak lama, puri ini menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan di Pemecutan. Dalam perjalanan walking tour, pengunjung tidak hanya menikmati keindahan arsitektur bangunan, tetapi juga mendalami kisah tentang kebesaran kerajaan Bali masa lalu.
Berkunjung Dan Melihat Keindahan Puri Agung Pemecutan
Selanjutnya kami akan membahas tentang Berkunjung Dan Melihat Keindahan Puri Agung Pemecutan. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, kami akhirnya tiba di Puri Agung Pemecutan, yang terletak di Jalan Thamrin, Kota Denpasar. Puri ini merupakan salah satu warisan sejarah penting di Bali, yang masih di huni oleh keluarga kerajaan hingga saat ini. Di bentuk oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan, penguasa pertama Kerajaan Badung, puri ini memiliki nilai sejarah yang mendalam bagi masyarakat Bali. Bangunan puri ini memadukan arsitektur kuno dengan gaya khas Bali, menggunakan batu bata merah yang di susun dengan batu paras dan atap ijuk yang memberi kesan tradisional yang sangat kuat.
Setelah memasuki area puri, kami di ajak untuk berkeliling dari halaman depan yang luas hingga ke bagian tengah puri yang di kenal sebagai Madya Mandala. Kemudian, kami menuju ke bagian paling dalam yang di sebut Utama Mandala atau Pemerajan Agung, tempat yang paling sakral di dalam puri. Di sini, keluarga puri melaksanakan persembahyangan dan doa kepada Tuhan serta leluhur mereka. Pemerajan Agung ini adalah tempat yang sangat di hormati, sehingga ada aturan yang ketat. Seperti larangan bagi wanita yang sedang menstruasi untuk memasuki area ini sebagai bentuk penghormatan.
Selain keindahan bangunan yang mengagumkan, Puri Agung Pemecutan juga di penuhi dengan berbagai barang seni antik yang menambah daya tarik bagi pengunjung. Selain itu setiap sudut puri ini bercerita tentang sejarah kerajaan dan budaya Bali. Mengunjungi Puri Agung Pemecutan adalah seperti memasuki mesin waktu yang membawa kita kembali ke masa lalu. Menghidupkan kembali cerita-cerita bersejarah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Denpasar dan Bali secara keseluruhan.
Bale Kulkul Dan Pura Penambang Badung
Selain itu kami juga akan membahas tentang Bale Kulkul Dan Pura Penambang Badung. Setelah meninggalkan Puri Agung Pemecutan, kami melanjutkan perjalanan menuju Bale Kulkul yang terletak di barat daya perempatan Pemecutan. Bale Kulkul ini memiliki sejarah yang sangat penting, karena merupakan saksi bisu Perang Puputan Badung yang terjadi pada tahun 1906. Selain itu Bale Kulkul terbuat dari batu padas dengan tiang kayu yang kokoh dan atap genteng. Menciptakan struktur yang menjulang tinggi. Menariknya, meskipun banyak bagian Puri Pemecutan di hancurkan oleh pasukan Belanda, Bale Kulkul tetap berdiri kokoh hingga sekarang. Fungsi utamanya sebagai sarana komunikasi masyarakat Bali, di mana suara kulkul (lonceng bambu) dapat di dengar jauh dan memberikan peringatan atau informasi kepada penduduk sekitar.
Dari Bale Kulkul, perjalanan berlanjut ke Pura Penambang Badung atau yang lebih di kenal dengan Pura Tambang Badung, yang terletak di Banjar Pemedilan Kerandan, Desa Pemecutan. Selain itu pura ini merupakan salah satu pura tua yang ada di Bali dan menyimpan banyak cerita sejarah. Setibanya di pura, kami di sambut oleh dua meriam kuno yang terletak di Candi Bentar pada halaman mandala pertama. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke mandala kedua yang berisi wantilan pura, tempat berkumpulnya umat untuk berbagai upacara. Bagian paling dalam atau utama mandala di penuhi dengan pelinggih-pelinggih, termasuk pelinggih pokok pura. Mengunjungi pura ini memberi kami kesempatan untuk lebih memahami warisan budaya dan spiritual Denpasar.